studio|kiki over there
Jika panjénéngan baca blog ini dan terdengar musik yang mengiringi, semoga itu tidak mengurangi kenyamanan. Semata-mata karena saia pengen pamér kalo bisa bikin lagu. Maapkeun. Hehee…
Judulnya Ujung Taman Seruni. Lagu ini bagi saia pribadi sangat menguras emosi. Bayangkan (gak harus paké merem), meski bisa nggambar, saia –swear- gak bisa nyanyi.
Dulu, waktu masih kid jaman SMP, pernah sekali kepilih jadi tim paduan suara dari sekolahan untuk upacara tujuhbelasan di kecamatan. Jadi berlatihlah saia nyanyi seminggu dua kali. Aman, lancar terkendali di awalnya. Sampai pada latihan yang kesekian, ketika tanggalan sudah kian dekat ke 17 Agustus, tiba-tiba Mr. Darno –guru bahasa Indonesia+kesenian berambut gondrong itu- mendekati saia yang berdiri di barisan koor paling belakang. Menempelkan jari telunjuk di bibir beliyo yang terkatup sambil njéwér kuping saia. Shut up!
Alhamdulillah, sejak saat itu saia jadi tahu kalo dianugerahi suara merdu fals. Tapi kalo klean penasaran pengen denger suara ancur-ancuran saia, bolehlah dinimati unggahan lawas saia di youtube ini. Tapi tolong, siapkan dulu tisu atau kantong kresek jika perlu. namun jika muntah-muntah berlanjut, hubungi dokter. :p
uts|draft awal lagu
Saia berhutang terimakasih pada Ekhan Rakato –my workmate di semarang- yang memungkinkan draft awal lagu Ujung Taman Seruni bisa maujud. Di kamar kontrakannya, akhirnya rengeng-rengeng saia disenandungkan, digitarin dan direkam manual. hanya dengan sebuah hape jadul merk samsung. Thanks alot for all of this, bro!
Bisa bikin lagu –meski biasa-biasa aja dan mungkin ményé-ményé gitu- sungguh diluar mimpi. Tak pernah kepikiran babar blas! Selain karena gak bisa nyanyi, saia juga tak satupun menguasai alat musik.
Pernah pada satu masa ketika saia jatuh cinta, dan –entah kenapa- terus kepikiran pengen bisa maen gitar. sepertinya, jatuh cinta sambil main gitar itu keren banget gitu. waktu itu…
Meski tak cerita kalo lagi jatuh cinta, tapi Bapak -pulang kantor- sudah bawain gitar dari Pasar Johar. Saia sungguh-sungguh belajar memainkannya, hingga seluruh jari melepuh. Semua kunci telah hapal. Tapi begitu digenjréng, coba mainin kord lagu: semua kunci jadi berantakan. tak keluar harmoni nada, enggak bunyi. blass, ora muni!
Hingga gitar itu raib entah kemana, saia tetep gak bisa nggitar. Sampé sekarang. Kesimpulannya; feel saia gak nyampé ke musik. Berbahagialah orang-orang bertalenta musik. merekalah pembawa suara indah dari kegaiban surga, hingga ke kuping kita…
Saia jelas putus asa. meski masih tetap jatuh cinta.. #eh
Awalnya, Ujung Taman Seruni adalah sebuah puisi. Ada di blog ini juga kok, diunggah 2012 silam, saat sajak pendek itu baru tercipta. saia kasih linknya ya, biar gampang nyari kalo mau baca-baca. 😀
uts|sebuah puisi
Dan kini, di Jekartah, kota dengan banyak ‘kebisingan’ yang tak kunjung reda. Di sesela gaweyan, saia ketemu kawan lama –Agus Chink- yang mengenalkan saia pada kawan lamanya: Bandi Noorha. Beliyo bisa nyanyi, bisa main musik pula. klop deh!
pas rekaman, di studio ketemunya KIKI yang mengupayakan rekayasa digitalnya. sstt, anak muda ini ternyata gitaris “JOY MORON” band indie jakarta yang udah manggung kemana-mana. Coba cari di youtube, lumayan banyak jejaknya, 😀
uts|versi now!
Buat saia ini anugerah. karena berawal dari sekedar pengen agar rengeng-rengeng saia bisa jadi kayak lagu beneran: dinyanyiin dengan baik, direkam di studio, udah gitu aja. But, its all beyond my expectation…
Alhamdulillah, setelah sekian waktu, puisi itu menjelma lagu. Saia jadi cukup pede buat share Ujung Taman Seruni di Youtube, Soundcloud, Reverbnation dan masang di blog ini. Hehee..
sepertinya, tanpa harus teriak takbir dan viralkan! semoga panjénéngan berkenan denger, unduh atau share karya semenjana ini.
and let the song accompany you…
nuwun,