Meneruskan tradisi jalan-jalan saat libur Lebaran, 5 Agustus 2014 yang lalu, kami mengunjungi candi GEDONG SONGO. Destinasi yang gak jauh-jauh amat dari rumah. Sudah lepas dluhur kami tiba di komplek candi hindu yang secara administratif berada di desa Darum, Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini.
Berada di punggung selatan Gunung Ungaran, pada koordinat 110°20’27” BT dan 07°14’3” LS Gedong Songo bukanlah tempat asing buat saya. Jaman SMA bersama teman sekelas saya pernah kemah di hutan pinus dalam areal komplek candi ini. Terakhir ke Gedong Songo semasa kuliah, dan kini, sudah banyak yang berubah…
selepas melewati “gapura lama” nampak gapura baru yang “membingkai” candi gedong 1 di belakangnya. Dari sini kita diberi pilihan untuk sewa kuda atau berjalan kaki mengitari komplek candi. Saya lupa berapa tarif sewa kuda. Yang saya ingat, ada tambahan biaya bagi anda dengan berat badan diatas 90kg jika ingin mencobanya.. 😀
…dan kami memilih untuk jalan kaki, lebih tepatnya “mendaki” komplek candi ini!
gedong #1 | tempat favorit buat narsis
reruntuh batu, yoni tanpa lingga dan relung candi gedong 1
selepas candi gedong 1, jalur terjal mulai menghadang. pedestrian way menuntun kita berbelok ke kanan, menyusuri “jalur turun gunung” saat muncak gunung ungaran bertahun silam.
#ke jalan terjal berliku..
Ada deretan kios tertata rapi yang memisah jalur berbatu ini dengan kebun sayur warga di sebaliknya. di sisi kiri, deretan bambu memagari hutan pinus tempat saya kemah dulu.
camping ground gate | penanda kalo serius dikelola ( baca: dikomersilin… :p )
masih harus berbelok arah menuruni lembah, lalu mulai naik lagi untuk sampai di candi kedua. pada sebuah kelokan, sebongkah batu besar langsung menyapa…
gedong #2 | ada candi di balik batu…
lagi-lagi kita harus mendaki untuk tiba di candi gedong 3. ya sudahlah, nikmati saja biar khatam… 😀
gedong #3 | paling komplit dibanding yang lain..
komplek candi ketiga ini relatif paling utuh dibanding yang lain. ada 2 candi utama dan sebuah candi perwara di depannya. tepat di bawah lembah di seberang candi ketiga ini terdapat sumber air panas dengan kepulan uap hangat. tempat tepat untuk rehat sejenak sebelum kembali mendaki…
kepulan asap putihnya menenangkan..
dari sini, kita hanya perlu sedikit mengitari bukit untuk sampai di candi gedong 4.
gedong #4 | moga reruntuh di sekitarnya segera ter-rekonstruksi utuh..
mulai komplek candi gedong 4 ini, tak hanya mata kita yang dimanja. mari kita nikmati hawa dingin pegunungan, bias cahaya surya yang menyusup diantara pohon pinus dan tak lupa, suara angin yang menabuh daun-daun…
#sempurna!
upss, ada candi mini deket gedong 4. kesana duyuu…
Candi gedong 5 adalah puncak pendakian. kian banyak reruntuh batu di sekeliling candi yang tersisa. selain sebuah candi utuh, ada satu candi yang berdiri menyisakan 1 sudut saja. dan tragisnya, tepat menampar muka saat kita sampai di komplek candi kelima ini…
#bumi semakin menua dan kita tak jua bijaksana..
gedong #5 | menawan di ketinggian ungaran
Gedong Songo ditemukan Loten, pada tahun 1740. setelahnya, Sir Thomas Stamford Raffles mulai mencatatnya dengan sebutan gedong pitoe (pitoe/pitu : tujuh) karena hanya menemukan 7 kelompok bangunan (1804).
Saat membaca buku “History of Java” nya Raffles saya hanya menemukan sedikit catatannya tentang Gedong Songo. pada BAB IX dibawah sub judul “Reruntuhan di Ungarang”. pilihan judul yang tepat dan melampaui jaman. karena ber-abad kemudian. kini, saat ini, gedong pitoe itu malah tinggal menyisa lima. dan reruntuhan di sekelilingnya tetap tinggal rentuhan…
#ironi dari negeri indah yang kucintai