Pada Suatu masa…
Tersebutlah kawasan hutan nan indah. Serupa hamparan permadani hijau jika diliat dari angkasa. Bukit-bukit kecil dan lelikuan anak sungai yang membelahnya menambah keeksotisan hutan ini.
Penduduk negeri sekitar, menyebutnya wanamangreho, hutan wingit di seberang bukit. Tak ada yang berani mendekat, apalagi mencoba masuk kedalamnya. Padahal wanamangreho adalah “sepetak surga yang jatuh ke mayapada” dan konon pula di kedadalaman rimbun rimbanya, tinggal seorang putri secantik bidadari. Dewi Kasturi, begitulah nama sang putri yang kecantikannya tersiar ke segenap penjuru negeri.
Kabar ini sampai jua ke telinga putra mahkota kerajaan Mancaloka, pangeran Panca Dahana. Pemuda tampan yang baru saja selesai berguru di padepokan Ardila Wiyata. Kegemarannya berburu dan pesona Dewi kasturi yang di dengarnya menyulut “keangkuhan intelektual” dalam jiwa mudanya untuk menaklukkan keangkeran Wanamangreho. Dan inilah titah pertamanya setibanya di istana kerajaan, “Paman Patih..siapkan regu pemburu. Aku ingin berburu Rusa di Wanamangreho, Lusa!”
Tercekat Rakyan Patih mancaloka. tapi sabda ratu harus dituruti. Dengan tercekat & tergesa, segalanya harus disiapkan…
* * *
Nun di dalam Rimba,
Pagi itu mentari enggan bersinar. Sedikit tersaput mega, tersipu pada kecantikan Dewi kasturi. Sang putri mulai keluar dari rumah tinggalnya, Sebuah Ceruk di punggung tebing dengan tirai air terjun bidadari sebagai pintunya. Bersamanya tampak empat ekor kera berwarna merah, putih, hitam dan abu-abu. Merekalah caturewanda, 4 sahabat yang setia menemani selama ini.
Dewi kasturi tampak anggun menunggang badak warak. Ditangannya tergenggam pusaka panah Cakra Wanara. Tak lupa, senjata lainnya Sumpit Krincing terselip di pinggangnya. Rambutnya hitam terjuntai menawan ditiup semilir angin, menambah magis kecantikan sang bidadari.
Perlahan rombongan kecil ini menyusuri sungai dan mulai masuk di rerimbunan hutan rimba. hari ini mereka akan melihat-lihat kondisi rimba, memastikan segenap makhluk di dalamnya hidup rukun sentausa, tak kurang suatu apa.
Caturewanda tampak riang bergelantungan pada dahan-dahan di sepanjang sisi kiri dan kanan jalur perjalanan Dewi Kasturi. Ditingkah suara burung-burung yang turut bernyanyi, makin menambah indah suasana yang tercipta.
# akankah Dewi Kasturi bertemu Pangeran Panca Dahana? dan apakah harmoni alam wanamangreho tetap asri lestari terjaga seiring kedatangan rombongan pemburu dari Mancaloka???
*Nyambung, nda….