KLa | menjura belahan jiwa
Ketika orang jawa menyebut ‘kebetulan’ dengan ungkapan ‘ndilalah’. Selalu ada frasa yang melengkapinya ialah “ndilalah, kersaning Allah..” Sebentuk pengakuan bahwa tak pernah ada yang benar-benar ‘kebetulan’ di dunia ini, di luar skenario Tuhan.
Pun ketika awal nopember, saia sudah harus mulai merantau ke Karanganyar karena alasan pegawéan, koq ya ndilalah KLa poject ditanggap di Sragen, kabupaten jiran yang cuma 50 menit saja dari rumah kontrakan.
Tepat di hari pahlawan, 10 nopember 2015, KLa menyambangi Sragen dalam pahargyan bertajuk “PAGELARAN SENI & BUDAYA” di halaman komplek kantor DPRD Sragen. Bukan sekali ini saja KLa konser di hari ‘bersejarah’. Seingat saia, konser KLaKUSTIK -yang bukan grand- dulu juga dihelat pada tanggal wingit, 11 maret. Hmm…
Perjalanan Karanganyar-Sragen yang sepelupukan mata serupa ‘kembara tanpa peta’, hingga saia harus bolak-balik putar-puter alun-alun Sragen. So, nelpon yohana (klanis solo) adalah solusi mengakhiri ritual muter-muter alun-alun hingga cukup tiga kali, gak harus sampe tujuh kali. Takut dibilang lagi manasik haji… 😀
Menyusuri Sragen mengingatkan saia pada Brisbane, kota pensiunan di Ostrali sana yang relatif ‘sepi’ di malam hari. *Bener nggak si, mbak Ika? Hahaa..
Tapi malam ini, komplek gedung DPRD udah rame. Tempat konsernya ada di halaman dalam, seluas separuh lapangan bola (maaf, kalo keliru). Sebuah banner lebar dipasang disisi kanan halaman depan, untuk yang gak kebagian tiket masuk barangkali. Dibelakangnya sudah siaga Yohana, menyambut klanese laen kota. Tuan rumah yang baek mbak Yo… 😀
Sudah ada pula mas Crisk sarimbit dari Surabaya disitu. Dan ternyata, banyak temen klanese ‘bang-bang wetan’ yang hadir malam ini. Mas Ir yang ‘nyepeda’ dari Madiun dan mbak Indah Hilcha sekalian yang datang dari Malang. Akhirnya, bisa ketemu juga ya mbak? hehee…
Jam sembilan malam, nama KLa mulai diserukan. Mendekat panggung bareng bregada klanese jogja, yang seperti biasa turun “full team” menyeruak kerumunan penonton kelas festival yang sudah penuh sesak, mencoba mendekat panggung utama. And the show begin..
Jamaknya konser KLa, kali inipun Hey menjadi lagu pembuka. Yang menarik adalah konsep panggung out door-nya. Stage tak seberapa tinggi tanpa atap, tata cahaya dan background video mapping sebagaimana konser indoor KLa tetap dihadirkan. Mewah namun akrab. Sederhana tapi sarat makna…
Di depan panggung adalah deretan kursi untuk tamu undangan. Dikelilingi pagar teralis besi, memisahkan dari penonton festival. Inilah yang tak sempurna diantisipasi. Ada celah untuk menyusup zona steril itu, karena akses penonton vip harus melewati barisan penonton festival.
*tak perlu diceritakan prosesnya, tapi saia sukses masuk ke dalam sodara-sodara..!!
cheese| smiley before tragedy.. :p
Di sisi kiri panggung, deket petugas keamanan, bapak-bapak dokumentasi acara, pegawe EO lokal yang gak tau nama gitaris KLa dan persis di depan sound box yang dentumannya tak kalah keras dengan dentuman jantungku saat pertama kenal kamu.. #halahhh
Sepuluh lagu dimainkan, kata R. Wirawan Adi, klanese solo yang baru kenalan dan percaya aja pas saia ngaku klanese karanganyar (ayam sorry broh…). Saia tak ingat persis lagu apa saja, sepertinya partitur yang biasa KLa mainkan pada konser-konser lainnya. Sempat pula mas Katon duet jogjakarta dengan ‘beliyo cah sragen’ yang sepertinya jadi ‘sponsor’ acara ini. Tapi bagi saia, Surprisenya adalah dimainkannya lagu Belahan Jiwa. Lagu indah, yang sudah lama jarang dimainkan. Berasa banget jadi orang perantauan euy…
Saia gak sempat banyak motret, karena memori hapeku terlanjur penuh kenangan tentangmu. Eh, terlanjur penuh saat merekam gerak KLa nyanyi medley. Monggo dinikmati…
Medley|pilihan lagunya mengharu biruku..
Lalu konser KLa sragentina ini pun diakhiri Tentang Kita, sekira jam sebelasan. Oiya, di sragentina ketemu juga sama mbak Ika yang ‘mendoakan saia’, martanti & mbak susi, mbak rochanie+suami, bunda ririe yang sekilas pernah ketemu di grand klakustik jakarta, mbak dewi yang datang jauh dari jakarta, dan banyak lagi klanese yang tak bisa saia ingat satu-satu. Maaf..
Saia harus jujur, I love SG -judul tulisan ini- murni idenya mbak yuselin gegara fotonya Wirawan Adi di bawah ini,
I love sragen| it’s nice & smart mbak yus…
Waduuh, kenapa tulisan ini jadi kayak form absensi begini?? Ya sudahlah, terlanjur basah. Jadi ijinkan saja saia lirih menyapa..
#apa kabar pahlawan hati? 😉
Slamat datang di kota kami, kota sragen tercinta. Teimakasih sudah singgah. Salam manis dr sy KLanese Sragen tergabung dalam KLanese Soloraya. Trimakasih sudah memeriahkan konser KLa di sragentina. O iya salam kenal …. baru pertama kali sy ketemu langsung sama sang penulis, padahal sering baca tulisanya. Heheeee
wahahaa…salam kenal juga mas wira. salam klanis, dari klanese baru karanganyar.. 😀